INDEF: Target Pertumbuhan Ekonomi 6-8 Persen Pemerintahan Prabowo Tak Realistis

INDEF: Target Pertumbuhan Ekonomi 6-8 Persen Pemerintahan Prabowo Tak Realistis

Calon Presiden Calon Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto Gibran Rakabuming memasang target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6 sampai 8 persen per tahun kelak jika dia sudah mulai bekerja memimpin Indonesia. Menurut ekonom senior INDEF (Institute for Development of Economics and Finance) Tauhid Ahmad, target tersebut tidak realistis mengingat terdapat sejumlah tantangan yang harus dihadapi. Tauhid sendiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan stagnan dikisaran angka 5 persen di 2024.

"Artinya kalau 2025 harus 6 persen itu sangat tidak masuk akal. Begitu pula kalau pertumbuhan ekonomi dikaliberkan sampai 7 persen apa lagi 8 persen, ini berat banget," ujar Tauhid dalam keterangannya, Sabtu (23/3/2024). Menurut Tauhid, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih relatif stagnan lantaran masih dihantui ketidakpastian ekonomi global. Hal ini memberikan pengaruh pada harga komoditas ekspor utama Indonesia.

Selain itu, harga pangan dunia masih di atas rata rata harga sebelum pandemi melanda dan sulit untuk turun ke harga semula. Pelajar MAN 2 Kulon Progo Berkreasi dengan Sampah Plastik, Kampanyekan Peduli Lingkungan Lestarikan Lingkungan, Masyarakat Diajak Memilah Sampah dan Olah Jadi Barang Bernilai

Tahun Siswa dan Guru SMPN 3 Sampit Berjuang Jalani Proses Belajar dengan Gangguan Bau Sampah Dinas LH Landak Harap Masyarakat Peduli Sampah dan Lingkungan Jurus Jitu UGM Atasi Masalah Sampah, dari Cacah Plastik hingga Olah Sampah Organik Jadi Kompos

Buat Pupuk Kompos Hingga Magot, Kelurahan Tamansari Mulai Konsisten Olah Sampah Mandiri Gerakan 1000 Moms Cerdas Kelola Sampah, Pelatihan Pengelolaan Sampah Organik Menjadi Kompos Warga Sokoduwet Pekalongan Belajar Olah Sampah Organik dan Anorganik

Fenomena itu diperparah konflik Rusia Ukraina dan Palestina Israel yang belum dapat diprediksi kapan berakhir sehingga mengacaukan rantai pasok. Pemerintahan baru nanti menurut Tauhid, juga akan dihadapkan pada isu konsumsi rumah tangga yang tertahan. Padahal, konsumsi rumah tangga berpengaruh sekitar 58 persen sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi. Hal ini menjadi cerminan persoalan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Sementara dari aspek perdagangan, Indonesia menghadapi tren surplus yang susut. Neraca perdagangan kumulatif periode Januari Februari misalnya, di mana pada 2023 mencapai 9,28 miliar dolar AS sedangkan pada 2024 hanya 2,87 miliar dolar AS. Adapun pada Februari 2024, impor Indonesia tumbuh 15,8 persen sedangkan ekspor minus 9,4 persen secara tahunan.

Tantangan riil demikian ditambah stabilitas global bakal mengancam akselerasi target pertumbuhan ekonomi. Tak heran Bappenas, kata Tauhid, pada 2023 dalam Rancangan Teknokratik RPJMN 2025 2029 melalui skenario transformatif dan super transformatif mematok pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,6 persen hingga 6,1 persen. "Pemerintahan Pak Jokowi saja menargetkan sampai 2029 naik hanya sampai di 6,1 persen. Tim ekonomi presiden baru nanti harus memutuskan koreksi target pertumbuhan ekonomi yang bener bener achievable jadi bisa rasional, bisa ditargetkan sampai 2029," papar Tauhid.

"Pekerjaan rumah dan tantangan terbesar adalah memperbaiki konsumsi masyarakat, daya saing ekspor, hingga mempertahankan keberlanjutan fiskal," pungkasnya.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *