Kepala BKKBN Sebut Cuti Melahirkan untuk Suami Dapat Dukung Penurunan Stunting

Kepala BKKBN Sebut Cuti Melahirkan untuk Suami Dapat Dukung Penurunan Stunting

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo jelaskan peran ayah pada penurunan stunting, dalam hal ini terkait dengan cuti suami. “Suami cuti melahirkan itu salah satu yang juga mendukung (penurunan stunting)," ungkap Hasto pada keterangannya, Rabu (3/4/2024). Lebih lanjut, Hasto menjelaskan apa yang dialami oleh ibu usai melahirkan, sehingga penting mendapat pendampingan dari suami.

"Bukaan baru 1 cm sudah gelisah, sudah keluar lendir. Padahal bukaan 1 cm itu masih 14 jam lagi (melahirkan). Biasanya sudah bingung. Apalagi baru pertama melahirkan," jelasnya. "Bahkan seminggu sebelum melahirkan sering bingung karena biasanya sudah pegal pegal pinggangnya dan sudah ada lendirnya," tambah Hasto. Untuk itu, Hasto menilai suami layak diberikan cuti seminggu sebelum hari perkiraan lahir (HPL).

Sehingga menjelang kelahiran, istri berada dalam kondisi tenang karena didampingi suami. Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo Dukung Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Batola Kepala BKKBN: Penurunan Stunting di Nabire Harus Terus Dimasifkan untuk Tingkatkan Kualitas SDM

Kepala BKKBN Sebut Majene Urutan Pertama Kasus Stunting Tertinggi di Sulbar BKKBN NTT Gelar Rakorda Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting 2024 Dukung Penurunan Stunting, Dinkes Mahulu Gelar Program Bapak Asuh

Stunting 32 Persen, Bupati Kodi Mete Pacu PMT Untuk Percepat Penurunan Stunting BKKBN RI Harap Papua Barat Jaga Tren Penurunan Stunting, Hamil Usia di Atas 35 Tahun Risiko Tinggi BKKBN Papua Barat Gencar Baksos KB untuk Cegah Kasus Stunting Baru

Ia menuturkan cuti suami saat istri melahirkan setidaknya selama tiga minggu. Satu minggu sebelum HPL dan dua minggu setelahnya. Kata Hasto, setelah melahirkan sebaiknya suami bisa mendampingi istri sampai 10 hari.

Lebih lanjut Hasto pun menjelaskan dasar ilmiah dari anjuran tersebut Menurutnya, puncak perempuan mengalami 'postpartum blues' atau stres, depresi, neurosa, cemas, psikosa adalah setelah melahirkan pada hari ke 3 sampai ke 10. Hasto menunjukkan gejala seorang ibu pasca persalinan yang mengalami stres berat.

Ibu bisa tersenyum sendiri, berbicara sendiri, menangis sendiri. "Jadi, pada saat masa sulit, saat ibu stress hari 3 10, menyusuinya belum sukses, kadang payudaranya bengkak, nyeri, alangkah indahnya suami mendampingi," tutupnya. Artikel ini merupakan bagian dari

KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *